Peran Digitalisasi Bagi Pelaku UMKM di Tengah Pandemi Covid-19


Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah lebih dari satu tahun. Dampak dari pandemi ini bukan hanya menyerang sistem kesehatan, tetapi juga perekonomian Indonesia.

Seperti yang dikatakan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng, “ekonomi di berbagai negara mengalami kontraksi, namun juga terus mengalami perbaikan dari kuartal ke kuartal.”

Karena krisis ini, sektor Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) juga sangat merasakan dampaknya yang melumpuhkan. Setidaknya kurang lebih ada 30 juta UMKM yang bangkrut akibat pandemi covid-19.

Walaupun krisis ini sangat meresahkan, masih ada pelaku UMKM yang bertahan di tengah wabah ini. Yaitu mereka yang beradaptasi dengan bantuan teknologi digital. Gubernur BI menjelaskan bahwa selama pandemic, digitalisasi sangat diperlukan dan itu benar terjadi. Transaksi digital meningkat.

Direktur Departemen Pegembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Bandoe Widiarto menyatakan penerapan  digitalisasi mampu memperkuat ketahanan UMKM di tengah krisis.

"Sebanyak 27,6% UMKM penjualannya yang meningkat adalah mereka yang bisa melakukan strategi pemasaran secara online," ujarnya.

Salah satu upaya BI dalam mendorong digitalisasi UMKM adalah dengan memperluas penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS). BI mencatat merchant yang menggunakan QRIS mencapai 6.55 juta per 19 Maret 2021.

Adapun beberapa hal yang menjadikan QRIS sangat layak untuk digunakan:

1.       Standar QR untuk pembayaran nasional

2.       Sudah terintegrasi diaplikasi mobile banking / mobile payment

3.       Dibangun bersama oleh BI & ASPI

4.       Didukung 57 Penyelenggara Bank & Non Bank (Mandiri, BNI, BRI, BCA, BSI, CIMB, BPD, Gopay, OVO, Dana, LinkAja, Shopee, dll).

5.       Menghubungkan dengan sumber dana yang telah familiar seperti tabungan, kartu debet, uang elektronik & kartu kredit.

BI bersama Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), berkomitmen terus mendorong perluasan penggunaan QRIS dengan target 12 juta di tahun 2021.

“Volume transaksi QRIS tumbuh pesat yaitu 15 juta transaksi. Pertumbuhan hampir 50% dan nominalnya tumbuh 80% mencapai Rp1,11 triliun didukung 6,5 juta merchant menggunakan QRIS,” kata Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Fitria Irmi Triswati.

Asisten Gubernun Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Indonesia, Filaningsih Henderata menjelaskan beberapa manfaat yang bisa dirasakan UMKM ketika melakukan transaksi melalui QRIS.

1.       Dengan QRIS, bisa membangun kredit profile dari pelaku UMKM dan pada saat melakukan transaksi akan tercapture transaksi kita.

2.       Membayar secara higienis karena tidak ada kontak fisik.

3.       Pihak merchant yang menyediakan QRIS bisa mengetahui berbagai transaksi serta waktunya.

“Anak-anak milenial saat ini sudah jarang yang membawa uang cash, jadi ketika ada merchant yang tidak menyediakan pembayaran non-tunai mereka bisa tidak jadi untuk berbelanja. Memang sudah saatnya sekarang pelaku UMKM bisa melakukan pembayaran QRIS ini,” jelas Filaningsih.



#GenBISulut #GenBISulutCompetition


Comments